TB JADI
Pesan akan dijawab dalam beberapa jam
Bagaimana saya bisa membantu Anda?
Mulai Percakapan

Lampu Petromaks yang Ajaib

Terakhir diperbarui: 21 Sep 2023  |  233 Tinjau  | 

Lampu Petromaks yang Ajaib

Lampu Petromaks yang Ajaib

Sebelum kita mengenal listrik yang digunakan untuk penerangan, banyak jenis lampu di sekitar kehidupan kita yang berfungsi sebagai penerangan. Petromaks salah satunya. Pada saat dahulu sebelum listrik menjangkau pelosok desa, lampu petromaks termasuk barang mewah, karena hanya orang yang “kaya” saja yang bisa memilikinya. Di jaman sekarang, lampu petromaks masih digunakan misalnya oleh para pedagang kaki lima atau nelayan.  

Petromaks (di beberapa tempat di Jawa, lampu ini disebut dengan dian pom) adalah lampu ajaib pada zamannya ini bagi yang melihatnya pertama kali memang sungguh aneh. Kecanggihannya melampaui lampu teplok atau lampu gantung model keraton. Ada tabung tempat minyak tanah yang warnanya mengkilap. Di tabung itu ada alat pemompa manualnya, berwarna merah. Ada juga alat pendeteksi tekanan gasnya. Di atas tabung itu ada tempat di mana api dinyalakan dengan spiritus, cairan yang mudah terbakar dan menguap. Baru di atasnya dipasangilah kaos lampu yang terbuat dari semacam kain. Di sekelilingnya ada tabung kaca. Di atasnya penutup dan ada semacam alat pembatas agar arah sinar mengembang ke bawah. 

Ternyata Petromak nama aslinya Petromax dibuat pertama kali oleh orang jerman bernama Auer von Welsbach yang menemukan prinsip “gas flame (Api dari Gas) yg memanaskan suatu bahan yg pijar pada tahun 1885. Dalam api biru dari sebuah “Bunsen burner” ia memanaskan sebuah kain yang bersinar enam kali lebih terang daripada api itu sendiri. Kain tersebut digantung di atas burner/pembakar , satu-satunya sumber panas, dalam bentuk yang mengilhami nama "mantel" (yaitu, sebuah jubah). Mantel itu terdiri dari tenunan katun longgar yang direndam dalam larutan cair thorium dan cerium nitrat.

Setelah membakar “mantel” pertama kalinya, kapas terbakar, meninggalkan kerangaka yang kaku dan rapuh dari thorium dan cerium oksida, biasanya kita sebut “kaos Petromak”. Oksida ini memancarkan cahaya terang ketika dipanaskan ke suhu yang sangat tinggi - prinsip lampu pijar. Prinsip yang baru ditemukan ini sangat revolusioner, terutama dalam penerapan penerangan jalan, dan dengan cepat menyebar luas di seluruh dunia industri.

Tak lama kemudian, ide untuk menggunakan bahan bakar cair untuk pencahayaan dieksplorasi. Pada akhir abad ke-19, lampu pijar berbahan bakar alkohol dan minyak tanah telah dikembangkan. Lampu berbahan bakar cair ini menggunakan tekanan untuk mendorong bahan bakar menuju “burner”, dan panas dari burner tersebut digunakan untuk menguapkan bahan bakar cair. Dengan demikian sering disebut "pressure lamp / lentera".

Salah satu yang pertama dan paling sukses lentera / pressure lanterns berbahan baker minyak tanah diciptakan pada tahun 1910 oleh Max Graetz – sehingga menjadi nama PETROMAX (Petro dan Max) – menjadi terkenal di dunia. Lampu Petromak (The Petromax lentera), dan sepupunya yang lebih kecil Geniol lentera, tetap populer hingga hari ini, baik di sektor swasta dan untuk aplikasi profesional.

Prinsip Petromax lentera yang bertindak sebagai pabrik gas kecil. Tangki bahan bakar bertekanan untuk sekitar 2 atmosfer (2 bar, atau 30 psi) dengan udara yang dibuat dengan pompa tangan. Tekanan ini digunakan untuk memaksa cairan minyak tanah menjadi uap. Awalnya, alat penguap harus dipanaskan terlebih dahulu sehingga merubah minyak tanah menjadi gas sebelum menyalakan bahan/kaos petromak. Preheating ini dapat dicapai dengan membakar alkohol dituangkan dalam suatu cangkir preheating yang terletak di dasar alat penguap atau dibawah kaos. Setekah beroperasi, panas dari pijaran api biru (terbungkus dalam kaos) diunakan untuk mengubah minyak tanah cair menjadi gas/uap yang naik melalui alat penguap. Minyak tanah cair menjadi uap pada suhu sekitar 250 ° C (480 ° F), sekitar setengah jalan ke puncak alat penguap - lihat ilustrasi. Uap Minyak tanah melanjutkan perjalanan melalui alat penguap yang melingkar, dan mengalami peningkatan suhu, sampai keluar dari lubang kecil di ujung alat penguap mendekati kecepatan suara (1000 ft / sec.).

Setelah keluar uap minyak tanah mulai menyebar dan bercampur dengan udara di ruang persegi kecil di sisi lampu petromak. bercampurnya uap minyak tanah dengan udara yang mengakibatkan bunyi mendesis lampu Petromax pada saat digunakan.
Uap minyak tanah dan udara bergerak ke dalam tabung di mana keduanya bercampur dalam satu aliran yang berputar (turbulen). Hal ini menjamin pembakaran yang sempurna dan keluar dari nosel keramik, menghasilkan panas dan nyala api warna biru yang bersih dan membakar kaos petromak.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Sumber : 

Powered by MakeWebEasy.com
Website ini menggunakan kukis untuk pengalaman terbaik Anda, informasi lebih lanjut silakan kunjungi Kebijakan Privasi  dan  Kebijakan Kukis